Menguak Sejarah dan Rahasia Sihir

penjelasan asal usul sihir dan perilaku sihir dari masa ke masa

Infometafisika.com - "Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman, dan Sulaiman itu tidak kafir melainkan setan-setanlah yang kafir. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia (Iraq) yaitu Harut dan Marut" (Q.S. 2:102)

Ayat Al-Qur’an di atas menceritakan adanya sihir yang memang sengaja diturunkan Allah melalui kedua malaikat yaitu Harut dan Marut di Negeri Babilonia. Walaupun ayat ini bercerita sihir di zaman Nabi Sulaiman namun tidak berarti bahwa sihir itu baru ada pada zaman Nabi Sulaiman. Kenyataannya pada zaman Nabi Musa a.s. (Kakeknya Nabi Sulaiman) telah berhadapan dengan tukang sihirnya Fir’aun. Itu berarti sihir telah ada jauh sebelum zaman Nabi Sulaiman.

“Dan lemparkanlah apa yang ada ditangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. “Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang.  Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya berkata: “Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa.” (Q.S. Thaaha [20]:69-70)

Mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu dapat memisahkan suami dari istrinya, mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya itu kecuali dengan izin Allah (Q.S. 2:102)

Ayat di atas menjadi landasan diyakininya bahwa jin dan sihir dapat merekayasa sedemikian rupa sehingga menimbulkan perceraian suami dan istri. Bahkan dalam sebuah hadits dikatakan bahwa apabila anak buah iblish dapat menceraikan suami istri maka itu merupakan prestasi yang sangat besar dibandingkan gangguan kejahatan lainnya.

Sesungguhnya apa yang mereka perbuat adalah tipu daya tukang sihir dan tidak akan menang tukang sihir dari mana saja ia datang (Q.S. Thaha : 69)

Maka perangilah kawan-kawan setan itu karena sesungguhnya tipu daya setan itu lemah (Q.S. An-Nisaa : 76)

Sebagian Sihir itu Hanyalah Ilusi

Hakekat sihir itu adalah ilusi yaitu rekayasa jin untuk mempengaruhi otak dan penglihatan manusia. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an bagaimana tali temali yang dilemparkan jin itu terbayang seakan-akan sebagai ular. Bagi si tukang sihir itu sendiri tetap melihat itu sebagai tali, namun bagi orang lain yang terpengaruh oleh sihir (atau direkayasa pandangannya oleh jin) akan nampak seperti luar.

Berkata Musa: “Silahkan kamu sekalian melemparkan.” Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka”. (Q.S. Thaaha [20]:66)

Oleh karena itulah Al-Qur’an menggunakan kata “yukhoyyalu ilaihi” yaitu terkhayalkan oleh mereka, khoyyalu adalah khayalan atau ilusi. Maka dari itu David Copperfield mengatakan ia sebagai ilusionist sebagai istilah modern dari “tukang sihir” karena hakekat dari sihir itu memang ilusi.

“Maka tatkala mereka melemparkan, mereka menyihir mata orang (saharu ‘ain) dan menjadikan orang banyak itu takut.” (Q.S. Al-A’raaf : 116)

Sebagian Sihir itu Ada Yang Hakikat

Memang benarlah bahwa sihir itu adalah tipuan mata dan tidak ada hakikatnya. Hal ini diyakini oleh Abu Ha’far Al Istarbadzi ulama dari Mazhab Syafi’I, Abu Bakar Ar-Razi dari Mazhab Hanafi, Ibnu Hazm dari Mazhab Zhahiri.

Namun ada beberapa jenis sihir yang itu ada hakikatnya misalnya seperti memasukkan benda asing ke dalam tubuh manusia atau membuat sakit / menekan / mengikat organ dalam manusia. Jika dirontgen akan nampak benda asing itu dan jika dikeluarkan benar ada terdapat benda asing itu. Maka jenis yang demikian ini adalah sihir yang benar ada hakikatnya (bukan tipuan mata atau pengelabuan pikiran)

Imam Nawawi (ahli hadits dari mazhab Syafi’i) berkata : “Yang benar sihir itu memang ada hakikatnya. Demikianlah ketetapan jumhur ulama namun yang menjadi perselisihan adalah apakah sihir itu mengubah sesuatu ataukah tidak.

Apa Beda Sihir Dengan Mukjizat Nabi

Apa perbedaan sihir dengan mukjizat para Nabi? Bukankah para Nabi juga bisa membuat perkara-perkara aneh dan ajaib sebagaimana para tukang sihir? Oleh karena itulah banyak Nabi ketika menunjukkan mukjizatnya malah dituduh sebagai berbuat sihir.

Maka tatkala Musa datang kepada mereka dengan (membawa) mukjizat- mukjizat Kami yang nyata, mereka berkata: “Ini tidak lain hanyalah sihir yang dibuat-buat dan kami belum pernah mendengar (seruan yang seperti) ini pada nenek moyang kami dahulu.” (Q.S. Al-Qashas [28] : 36)

Berkata Fir’aun: “Adakah kamu datang kepada kami untuk mengusir kami dari negeri kami (ini) dengan sihirmu, hai Musa”? (Q.S.Thaaha [20] : 57)

Mereka berkata: “Sesungguhnya dua orang ini (Nabi Musa dan Harun) adalah benar-benar ahli sihir yang hendak mengusir kamu dari negeri kamu dengan sihirnya dan hendak menggenatikan thariqoh (agama/kekuasaan) kamu “ (Q.S.Thaaha [20] : 63)

Orang-orang kafir berkata: “Sesungguhnya orang ini (Muhammad) benar-benar adalah tukang sihir yang nyata.” (Q.S. Yunus [10]:2)

Demikianlah tidak seorang rasulpun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan: “Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila.” (Q.S. Adz Dzaariyat [51]:52)

Untuk menjelaskan permasalahan ini, baiklah kita kembali ke kasus tukang sihir Fir’aun melawan Musa :

Musa menjawab: “Lemparkanlah (lebih dahulu)!” Maka tatkala mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan sihir yang besar (mena’jubkan). Dan Kami wahyukan kepada Musa: “Lemparkanlah tongkatmu!.” Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan” (Q.S. Al-A’raaf [7] : 116-117)

Sihir itu adalah ilusi atau rekayasa pandangan oleh jin.  Ketika tulang sihir Fir’aun melemparkan tongkatnya, nampak oleh mata seolah tali itu bergerak menjadi ular namun hakekatnya adalah tali. Jadi secara hakikat zatnya tetap tali. Sedangkan mukjizat Nabi adalah benar-benar nyata dan benar-benar berubah zatnya secara hakikat. Yang bisa membedakan hal ini adalah tukang sihir. Maka ketika tongkat Nabi Musa dilemparkan, ia berubah menjadi ular dan hal ini bukanlah ilusi melainkan benar-benar secara hakikat zat nya berubah menjadi ular. Hal ini dibuktikan bahwa ular dari tongkat Nabi Musa itu tidak hanya bergerak gerak melainkan juga sanggup memakan dan menelan ular-ular bohongan (ilusi) milik tukang sihir Fir’aun. Maka tukang sihir itu lah yang lebih tahu mana yang hanya tipuan mata (ilusi) dan mana yang hakikat.

Dan ahli-ahli sihir itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud Mereka berkata: “Kami beriman kepada Tuhan semesta alam.  “(yaitu) Tuhan Musa dan Harun.” (Q.S. Al-A’raaf [7]:120-122)

Apakah Sihir Baru Ada Pada Masa Nabi Sulaiman AS?

Memang dalam Al-Baqarah diceritakan sihir pada masa Nabi Sulaiman, padahal Nabi Sulaiman adalah keturunan Nabi Daud, dan Nabi Daud keturunan Nabi Musa, dan Nabi Musa keturunan Nabi Ishaq, ya’qub dan Ibrahim :

Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman, dan Sulaiman itu tidak kafir melainkan setan-setanlah yang kafir. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia (Iraq) yaitu Harut dan Marut (Q.S. Al-Baqarah [2] :102)

Namun dalam ayat lain disebutkan bahwa pada masa Nabi Saleh (sebelum masa Nabi Ibrahim) telah ada sihir

“Sesungguhnya kamu (Nabi Saleh) adalah salah seorang dari orang-orang yang kena sihir” (Q.S. Asy Syua’araa’ : 153)

Jadi kesimpulannya sihir itu sudah ada sejak sebelum Nabi Sulaiman a.s. (baca : alaihissalam) Adapun disebutkan malaikat Harut dan Marut mengajarkan sihir kepada manusia pada masa Nabi Sulaiman a.s. tidak berarti bahwa sihir baru ada pada masa itu. Hal ini hanya menceritakan salah satu versi sihir dari sihir-sihir yang ada di dunia ini. Dan yang paling penting di sini adalah bahwa setan lah yang menyebarkan sihir itu kepada manusia sedangkan pada mulanya hal itu adalah sebuah kemampuan yang dibekalkan Allah kepada malaikatNya. Wallahua’lam.

0 Response to "Menguak Sejarah dan Rahasia Sihir"