Infometafisik.com - Kisah Misteri, Di Datangi Jin Penunggu Keris Keramat - Saat itu Agus baru saja menikah dengan wanita idamannya, oleh ortunya Agus diberi warisan berupa tanah kebun. Letak kebun ini berdampingan dengan kebun-kebun milik tetangga yang ada di kampung sebelah. Karena kebun ini akan dibangun rumah tinggal maka kebun ini dibersihkan dari pohon-pohon dan semak belukar. Saat itu Agus belum punya rumah sehingga untuk sementara waktu Agus dan istrinya numpang dirumah nenek Agus yang kebetulan satu kampung dengan saya, sedangkan rumah ortunya berada diluar kota.
Pada suatu hari rumah mulai dibangun di tanah bekas kebun tadi oleh beberapa kuli, mulai dari membuat pondasi, bangun tembok, pasang kayu atap dll. Karena rumahnya yang akan dibangun besar jadi butuh waktu berbulan bulan untuk selesai. Tak terasa rumah sudah hampir jadi meskipun lantai belum selesai dikeramik.
Nah suatu malam Agus tidur bersama istrinya di sebuah kamar milik neneknya, dalam tidurnya Agus bermimpi menemukan emas batangan lalu diambilnya emas tersebut untuk dimiliki. Paginya Agus terbangun, namun dia belum terpikirkan oleh mimpi semalam, meskipun mimpinya terlihat jelas dan nyata, Agus tetap tak menggubrisnya bahkan melupakannya. http://www.infometafisik.com
Malam kedua Agus kembali mimpi yang sama, yaitu menemukan emas batangan kemudian diambilnya. Paginya Agus bangun namun kali ini Agus masih cuek-cuek aja dengan mimpinya semalam, apa sih manfaatnya mikirin mimpi, pikir Agus saat itu. Lalu dia beraktifitas seperti biasanya, tak disangka malam ketiga lagi-lagi Agus mimpi yang sama yaitu menemukan emas batangan. Lama-lama Agus jadi kepikiran dengan mimpinya itu.
Malam berikutnya Agus begadang di teras rumahnya yang hampir jadi bersama kakak saya dan tetangganya, dari isya hingga larut malam mereka ngobrol kesana kemari, sesekali menyeruput kopi dan merokok. Ketika lagi asik ngobrol Agus jadi ingat mimpinya kemarin, lalu Agus ceritakan pada kakak saya dan tetangganya. “Ngomong-ngomong tiga malam berturut turut aku mimpi yang sama menemukan emas batangan, akan ada apa ya kang?”. Begitulah kira-kira pertanyaan Agus, lum sempat kakak saya dan tetangganya menjawab tiba-tiba terdengar sesuatu diatas atap tempat mereka bertiga nongkrong.
Suaranya terdengar jelas seperti batu kerikil dilempar diatas atap, “Klotek!!”. “Klotek!!”. “Klotek!!” tiba-tiba ada sesuatu jatuh dari atap. Dan sesuatu itu jatuh pas didepan Agus yang lagi duduk. “Klonteng!!”. Ternyata yang jatuh barusan adalah sebuah keris tanpa gagang(alat untuk memegang). Setelah diam sejenak lalu diambilnya oleh Agus dan diamati. Karena kakak saya dan tetangganya penasaran lalu Agus pun meminjamkan kerisnya untuk diamati, setelah kakak saya dan tetangganya puas mengamati, lalu kerisnya diberikan lagi ke Agus.
Kembali Agus mengamati keris sambil ngomong gini “Aneh keris dari mana ini kok tiba-tiba jatuh kesini?”. Baru saja selesai ngomong begitu tiba-tiba beberapa meter dari depan halaman muncul sesosok laki-laki berpakaian jubah, dan sorban warna putih datang menghampiri mereka bertiga sambil menunggangi kuda. Menurut kakak saya waktu itu penampilannya seperti Pangeran Diponegoro. Begitu sampai didepan teras, laki2 itu turun dari kuda kemudian berjalan sambil jongkok (gaya berjalanya seperti seorang prajurit menghadap raja).
Anehnya laki-laki tersebut menuju kearah Agus sambil menunduk, setelah sampai dihadapan Agus laki-laki tadi langsung duduk dilantai dengan kaki bersila /bersimpuh sambil tangannya menyembah kearah Agus. Melihat perilaku aneh begitu, Agus menatap kearah kakak saya dan tetangganya karena bingung. Lalu kakak saya ngomong ke Agus, “Wonge kuwi marani kowe”. (orang itu datangin kamu). Agus pun mengangguk pertanda paham. Kemudian Agus ngobrol dengan laki-laki tersebut.
Agus : “Arep ngopo kowe teko rene?”(mau apa kamu datang kemari?).
Laki2 : “Aku arep melu kowe ngger” (saya mau ikut kamu nak).
Karena Agus tau laki-laki yang dihadapannya bukanlah manusia alias jin, kemudian Agus kembali menatap kakak saya untuk minta pendapat.
Agus : “Piye iki kang?” (gimana ini kang?).
Kakak saya : “Wis ditompo wae” (udah kamu terima aja).
Agus pun kembali mengangguk angguk kepala pertanda setuju, lalu kembali komunikasi lagi dengan laki-laki tadi.
Agus : “La ngopo kowe melu aku?” (kenapa kamu ikut saya?).
Laki2 : ‘La kerise tibone neng kowe dadi aku melu kowe ngger”(karena kerisnya jatuh ditangan mu jadi saya ikut kamu nak).
Agus : “Yo wes kowe oleh melu aku neng syarate kowe kudu janji ora ganggu urusanku, keluwargaku, sedulurku, bojoku karo sak anak turunanku, tor meneh kowe kudu janji ora oleh jaluk sesajen karo tumbal” (ya udah kamu boleh ikut dengan saya tapi dengan syarat kamu harus janji tidak boleh mengganggu urusan saya, keluarga saya, saudara-saudara saya, istri saya sampai anak keturunan saya, dan satu hal lagi kamu harus janji tidak boleh minta sesajen dan tumbal).
Laki2 : “Iyo ngger” (iya nak).
Setelah percakapan begitu lalu laki-laki ngomong lagi ke Agus
Laki2 : “Keris kuwi omahkku ngger, dadi tulong kerise disimpen sing ngati-ati” (keris itu rumah saya nak, jadi tolong dirawat baik-baik).
Agus : “Yoh” (iya).
Sebelum laki2 itu pamit pergi masih sempet sempetnya ngomong gini:
Laki2 : “Ngger kowe nek ngomong karo aku kudu nganggo kromo jowo sing alus, ndak ra sopan “ ( nak kamu kalo ngomong dengan saya harus menggunakan bahasa jawa yang halus, biar sopan).
Agus : “Yo wegah aku ora iso kromo kok dikon kromo” (ya ga mau orang saya ga bisa ngomong krama halus kok disuruh krama halus)
Laki2 : “Ya wes” (ya udah).
Selesai komunikasi lalu laki-laki tadi menyembah Agus kemudian berjalan mundur sambil jongkok. Setelah turun dari teras ,laki-laki tadi kembali menaiki kuda kemudian menghilang didepan mata mereka bertiga begitu saja. Lalu kakak saya ngomong lagi “Wah beruntung kamu dapat barang kayak gituan, biasanya gak sembarang orang bisa dapat barang seperti itu”.
Beberapa hari kemudian sepupu saya datang kerumah saya karena ingin benrtemu dengan kakak saya sebut saja Mas B, yang kebetulan bekerja di sebuah perusahaan perak. Setelah ketemu dengan mas B, lalu si Agus menceritakan permasalahanya mengenai keris temuannya itu hingga detail.
Selesai bercerita lalu mas B menanyakan ke Agus “Oh begitu to, trus apa yang bisa saya bantu?” kemudian Agus menjelaskan “Gini dik, penghuninya minta kerisnya dibuatkan gagang (kebetulan keris itu lum ada pegangannya) dan dibuatin sarung (tempat untuk menyimpan keris)”. Lalu mas B bertanya lagi “Emang modelnya mau yang gimana?”
Agus menjawab “Ya terserah kamu aja yang penting dibuatkan dari bahan perak”. Akhirnya mas B menyanggupi permintaan Agus. Yang kemudian keris itu dibawa mas B keperusahaannya untuk diukur. Beberapa minggu kemudian mas B menemui Agus “Nih barangnya dah jadi gimana penghuninya mau apa gak model kayak gini?(sambil memperlihatkan gagang keris dan sarung hasil kerajinan peraknya).
Kemudian mas B berkata lagi “Kamu bawa aja dulu, tanyain kepenghuninya mau apa gak, kalo ga mau tar balikin kesaya lagi biar saya ganti dengan model yang lain”. Agus pun setuju, lalu keris dan barang pesanannya dibawa pulang. Beberapa hari kemudian Agus kembali menghubungi mas B kalo penghuninya tidak keberatan dengan barang pilihan mas B. Akhirnya Agus membayar harga pesanannya tadi.
Begitulah kisah nyata yang dialami oleh sepupu saya, percaya atau tidaknya keris itu akhirnya disimpan sepupu saya sebagai koleksi, menurut sepupu saya kalo minta apapun pada keris itu semua permintaan akan terkabul, namun sepupu saya tidak pernah memanfaatkan keris itu untuk urusan apapun, musrik katanya.
0 Response to "Kisah Misteri, Di Datangi Jin Penunggu Keris Keramat"